Jendela Seni - kali ini akan berbagi mengenai salah satu tarian tradisional yang ada di provinsi Sulawesi-Selatan,tepatnya di etnik Bugis dan Makassar,yaitu tentang Tari Padduppa, berikut ulasannya.
Tari padduppa adalah sebuah jenis tarian yang dilakukan orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.
Tari padduppa adalah sebuah jenis tarian yang dilakukan orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.
tari padduppa |
Pada zaman dahulu tarian ini sering ditarikan untuk menjamu
raja, menyambut tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan. Gerakan
tarian ini sangat luwes sehingga enak untuk dilihat.
Bosara sendiri merupakan piring khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna merah, biru, hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai-nilai budaya.. Selain digunakan sebagai salah satu alat yang digunakan para penari tarian daerah, bosara juga biasanya menjadi tempat sajian aneka kue tradisional yang diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol adat Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral seperti pesta pernikahan adat.
Bosara yang digunakan sebagai wadah kue tradisional maupun lauk, dijejer rapih di atas meja berkaki pendek, biasanya disebut meja Oshin. Untuk melengkapi sajian dalam wadah bosara itu, diletakkan baki kecil yang di atasnya dilapisi kain yang berwarna mirip dengan warna bosara dan meja. Di atas baki kecil tersebut, diletakkan alas dan piring ceper berukuran kecil yang digunakan untuk meletakkan kue tradisional yang diambil dari bosara, kemudian cangkir untuk minuman teh serta tutupnya, ditambah gelas untuk air putih. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap pesta pernikahan adat bugis-Makassar sangat lekat dengan bosara, bahkan ini mentradisi hingga sekarang.sehingga tradisi tersebut tidak dapat punah dan acara tari paduppa akan selalu di kenang oleh generasi penerus bangsa , cara yang baik yaitu mengenalkan anak sejak dini tentang apa itu baju adat bodo dan bagaimana cara memakainya.
Tari Paduppa Bosara sering ditarikan pada setiap acara penting untuk menyambut raja dengan suguhan kue-kue sebanyak dua kasera. Tarian ini juga sering ditarikan saat menyambut tamu agung, pesta adat dan pesta perkawinan. Ini menggambarkan bahwa suku Bugis jika kedatangan tamu akan senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda syukur dan penghormatan. Budaya Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi Selatan dari jaman kerajaan dulu, khusunya kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Kata bosara tidak terlepas dari kue-kue tradisional sebagai hal yang saling melengkapi. Bosara merupakan piring khas suku Bugis-Makasar di Sulawesi Selatan. Biasanya Bosara diletakan ditengah meja dalam acara tertentu, terutama dalam acara tradisional yang sarat dengan nilai-nilai budaya. Bosara terbuatdari besi dengan tutupan seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya.
Bosara sendiri merupakan piring khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna merah, biru, hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai-nilai budaya.. Selain digunakan sebagai salah satu alat yang digunakan para penari tarian daerah, bosara juga biasanya menjadi tempat sajian aneka kue tradisional yang diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol adat Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral seperti pesta pernikahan adat.
Bosara yang digunakan sebagai wadah kue tradisional maupun lauk, dijejer rapih di atas meja berkaki pendek, biasanya disebut meja Oshin. Untuk melengkapi sajian dalam wadah bosara itu, diletakkan baki kecil yang di atasnya dilapisi kain yang berwarna mirip dengan warna bosara dan meja. Di atas baki kecil tersebut, diletakkan alas dan piring ceper berukuran kecil yang digunakan untuk meletakkan kue tradisional yang diambil dari bosara, kemudian cangkir untuk minuman teh serta tutupnya, ditambah gelas untuk air putih. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap pesta pernikahan adat bugis-Makassar sangat lekat dengan bosara, bahkan ini mentradisi hingga sekarang.sehingga tradisi tersebut tidak dapat punah dan acara tari paduppa akan selalu di kenang oleh generasi penerus bangsa , cara yang baik yaitu mengenalkan anak sejak dini tentang apa itu baju adat bodo dan bagaimana cara memakainya.
Tari Paduppa Bosara sering ditarikan pada setiap acara penting untuk menyambut raja dengan suguhan kue-kue sebanyak dua kasera. Tarian ini juga sering ditarikan saat menyambut tamu agung, pesta adat dan pesta perkawinan. Ini menggambarkan bahwa suku Bugis jika kedatangan tamu akan senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda syukur dan penghormatan. Budaya Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi Selatan dari jaman kerajaan dulu, khusunya kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Kata bosara tidak terlepas dari kue-kue tradisional sebagai hal yang saling melengkapi. Bosara merupakan piring khas suku Bugis-Makasar di Sulawesi Selatan. Biasanya Bosara diletakan ditengah meja dalam acara tertentu, terutama dalam acara tradisional yang sarat dengan nilai-nilai budaya. Bosara terbuatdari besi dengan tutupan seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya.
Menyebut Bosara sebenarnya meliputi satu kesatuan yaitu piring, yang
diatasnya diberi alas kain rajutan dari wol, lalu diatasnya diletakan
piring sebagai tempat kue dan diberi penutup Bosara. Kue-kue yang
biasanya disajikan dengan menggunakan bosara adalah kue cucur, brongko,
kue lapis, biji nangka dan sebagainya, yang umumnya terbuat dari tepung
beras. Dan berbagai kue kering seperti banag-banang, umba-umba,
rook-roko, dan berbagai macam kue putu. Kue tersebut biasanya disajikan
dalam acara-acara adat.
bosara
pada awalnya terbuat dari kerangka bambu yang emudian diisikan
piringsebagai tempat kue atau makanan penutup lainnya sedangkan penutup
bosara terbuat dari keranga bambu yang kemudian di lapisi dengan kain di
tambah manik manik pada pinggir penutup bosara sehingga terlihat sangat
menarik dang mewah , di tambah dengan tarian paduppa.
Tari
Padupa Bosara merupakan sebuah tarian yang mengambarkan bahwa orang
bugis kedatangan atau dapat dikatakan sebagai tari selamat datang dari
Suku Bugis. Orang Bugis jika kedtangan tamu senantisa menghidangkan
bosara sebagai tanda kehormatan. yang berisikan kue kue khas masyarakat
bugis seperti cucuru, songolo, bandang bandang , kue lapisi . selain itu
tari aduppa bosaran merupakan tarian yang di bawakan oleh wanita
wanita manis yang membawa kue yang hantarkan kepada tamu sebagai tanda
penghormatan
Tari
paduppa bosara kini mempunyai banyak tari kreasi\sudah di kreasikan
oleh sebagian masyarakat bugis. Tari paduppa bosara menggunakan busana
adat baju bodo dengan hiasan lengkap seperti kalung rantai motif bunga, gelang, hiasan rambut atau bando, anting, dan pinggiran lengan pergelangan tangan yang sangat glamour.
Demikianlah artikel kali ini yang sempat kita bahas mengenai Tari Padduppa Sebagai Salah Satu Tarian Tradisional Sulawesi Selatan,semoga dapat brmanfaat dan menambah wawasan teman-teman mengenai tari padduppa,serta dapat menginspirasi untuk tetap berkarya.akhir kata ars longa vita brevis
No comments:
Post a Comment