Jendela Seni kali ini akan berbagi mengenai Pammali sebagai pantangan dalam kebiasaan hidup masyarakat bugis makassar,seperti yang kita tahu bahwa Pemmali
merupakan istilah dalam masyarakat Bugis yang digunakan untuk
menyatakan larangan kepada seseorang yang berbuat dan mengatakan sesuatu
yang tidak sesuai.
Pemmali dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi pemali yang memiliki makna pantangan, larangan berdasarkan adat dan kebiasaan.
Masyarakat Bugis meyakini bahwa pelanggaran terhadap pemmali akan mengakibatkan ganjaran atau kutukan. Kepercayaan masyarakat Bugis terhadap pemmali selalu dipegang teguh. Fungsi utama pemmali adalah sebagai pegangan untuk membentuk pribadi luhur. Dalam hal ini pemmali memegang peranan sebagai media pendidikan budi pekerti.
Bentuk-bentuk Pemmali
Pemmali dalam masyarakat Bugis dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemmali dalam bentuk perkataan dan pemmali dalam bentuk perbuatan.
1. Pemmali bentuk perkataan
Pemmali bentuk
ini berupa tuturan atau ujaran. Biasanya berupa kata-kata yang dilarang
atau pantang untuk diucapkan. Kata-kata yang pantang untuk diucapkan
disebut kata tabu. Contoh kata tabu yng merupakan bagian pemmali berbentuk perkataan, misalnya balawo ‘tikus’, buaja ‘buaya’, guttu ‘guntur’. Kata-kata tabu seperti di atas jika diucapkan diyakini akan menghadirkan bencana atau kerugian. Misalnya, menyebut kata balawo (tikus) dipercaya masyarakat akan mengakibatkan gagal panen karena serangan hama tikus. Begitupula menyebut kata buaja ‘buaya’ dapat mengakibatkan Sang Makhluk marah sehingga akan meminta korban manusia.
Untuk
menghindari penggunaan kata-kata tabu dalam berkomunikasi, masyarakat
Bugis menggunakan eufemisme sebagai padanan kata yang lebih halus.
Misalnya, kata punna tanah ‘penguasa tanah’ digunakan untuk menggantikan kata balawo, punna uwae ‘penguasa air’ digunakan untuk menggantikan kata buaja. 2.
2. Pemmali bentuk perbuatan atau tindakan
Pemmali bentuk
perbuatan atau tindakan merupakan tingkah laku yang dilarang untuk
dilakukan guna menghindari datangnya bahaya, karma atau berkurangnya rezeki.
Beberapa contoh pemmali dan maknanya.
(1) Riappemmalianggi ana’ daraE makkelong ri dapurennge narekko mannasui.
Terjemahan: Pantangan bagi seorang gadis menyanyi di dapur apabila sedang memasak atau menyiapkan makanan.
Masyarakat Bugis menjadikan pantangan menyanyi pada saat sedang memasak bagi seorang gadis. Akibat yang dapat ditimbulkan dari pelanggaran terhadap larangan ini adalah kemungkinan sang gadis akan mendapatkan jodoh yang sudah tua. Secara
logika, tidak ada hubungan secara langsung antara menyanyi di dapur
dengan jodoh seseorang. Memasak merupakan aktivitas manusia, sedangkan
jodoh merupakan faktor nasib, takdir, dan kehendak Tuhan.Jika dimaknai lebih lanjut, pemmali di
atas sebenarnya memiliki hubungan erat dengan masalah kesehatan.
Menyanyi di dapur dapat mengakibatkan keluarnya ludah kemudian terpercik
ke makanan. Dengan demikian prilaku menyanyi pada saat memasak dapat mendatangkan penyakit.
Namun, ungkapan atau larangan yang bernilai bagi kesehatan ini tidak
dilakukan secara langsung, melainkan diungkapkan dalam bentuk pemmali.
(2) Deq nawedding anaq daraE matinro lettu tengga esso nasabaq labewi dalleqna.
Terjemahan: Gadis tidak boleh tidur sampai tengah hari sebab rezeki akan berlalu.
Bangun
tengah hari melambangkan sikap malas. Apabila dikakukan oleh gadis, hal
ini dianggap sangat tidak baik. Jika seseorang terlambat bangun, maka
pekerjaannya akan terbengkalai sehingga rezeki yang bisa diperoleh lewat
begitu saja. Terlambat
bangun bagi gadis juga dihubungkan dengan kemungkinan mendapatkan
jodoh. Karena dianggap malas, lelaki bujangan tidak akan memilih gadis
seperti ini menjadi istri. Jodoh ini merupakan salah satu rezeki yang
melayang karena terlambat bangun.
Dari
tinjauan kesehatan, bangun tengah hari dapat mengakibatkan kondisi
fisik menjadi lemah. Kondisi yang lemah menyebabkan perempuan (gadis)
tidak dapat beraktivitas menyelesaikan kebutuhan rumah tangga.
Masyarakat Bugis menempatkan perempuan sebagai pemegang kunci dalam
mengurus rumah tangga. Perempuan memiliki jangkauan tugas yang luas,
misalnya mengurus kebutuhan suami dan anak.
(3) Riappemmalianggi matinro esso taue ri sese denapa natabbawa ujuna taumate engkae ri bali bolata.
Terjemahan:Pantangan orang tidur siang jika jenazah yang ada di tetangga kita belum diberangkatkan ke kuburan.
Pemali
ini menggambarkan betapa tingginya penghargaan masyarakat Bugis
terhadap sesamanya. Jika ada tetangga yang meninggal, masyarakat
diharapkan ikut mengurus. Masyarakat biasanya berdatangan ke tempat
jenazah disemayamkan untuk memberikan penghormatan terakhir dan sebagai
ungkapan turut berduka cita bagi keluarga yang ditinggalkan. Masyarakat
yang tidak dapat melayat jenazah karena memiliki halangan dilarang untuk
tidur sebelum jenazah dikuburkan. Mereka dilarang tidur
untuk menun-jukkan perasaan berduka atau berempati dengan suasana duka
yang dialami keluarga orang yang meninggal.
(4) Pemmali mattula bangi tauwe nasabaq macilakai
Terjemahan: Pantangan bertopang dagu sebab akan sial.
Bertopang
dagu menunjukkan sikap seseorang yang tidak melakukan sesuatu.
Pekerjaannya hanya berpangku tangan. Perbuatan ini mencerminkan sikap
malas. Tidak ada hasil yang bisa didapatkan karena tidak ada pekerjaan
yang dilakukan. Orang yang demikian biasanya hidup menderita. Ia
dianggap sial karena tidak mampu melakukan pekerjaan yang mendatangkan
hasil untuk memenuhi kebutuhannya. Ketidakmampuan tersebut mengakibatkan
hidupnya menderita.
(5) Pemmali lewu moppang ananaE nasabaq magatti mate indoqna.
Terjemahan: Pemali anak-anak berbaring tengkurap sebab ibunya akan cepat meninggal.
Tidur
tengkurap merupakan cara tidur yang tidak biasa. Cara tidur seperti ini
dapat mengakibatkan ganguan terhadap kesehatan, misalnya sakit di dada
atau sakit perut. Pemali ini berfungsi mendidik anak untuk menjadi orang
memegang teguh etika, memahami sopan santun, dan menjaga budaya. Anak
merupakan generasi yang harus dibina agar tumbuh sehingga ketika besar
ia tidak memalukan keluarga.
(6) Pemmali kalloloe manrewi passampo nasabaq iyaro nasabaq ipancajiwi passampo siri
Terjemahan:Pemali bagi remaja laki-laki menggunakan penutup sebagai alat makan sebab ia akan dijadikan penutup malu.
Laki-laki yang menggunakan penutup benda tertentu(penutup rantangan, panci, dan lainnya) sebagai alat makan
akan menjadi penutup malu. Penutup malu maksudnya menikahi gadis yang
hamil di luar nikah akibat perbuatan orang lain. Meskipun bukan dia yang
menghamili, namun dia yang ditunjuk untuk mengawini atau
bertanggungjawab. Inti pemali ini adalah memanfaatkan sesuatu sesuai fungsinya.
Menggunakan
penutup (penutup benda tertentu) sebagai alat makan tidak sesuai dengan
etika makan. Penutup bukan alat makan. Orang yang makan dengan penutup
merupakan orang yang tidak menaati sopan santun dan etika makan. Akibat
lain yang ditimbulkan jika menggunakan penutup sebagai alai makan adalah
debu akan terbang masuk ke makanan. Akhirnya, makanan
yang ada di wadah tertentu menjadi kotor karena tidak memiliki penutup.
Hal ini sangat tidak baik bagi kesehatan karena dapat mendatangkan
penyakit.
(7) Pemmali saleiwi inanre iyarega uwae pella iya puraE ipatala nasabaq mabisai nakenna abalaq Terjemahan: Pemali meninggalkan makanan atau minuman yang sudah dihidangkan karena biasa terkena bencana.
Pemali
ini memuat ajaran untuk tidak meninggalkan makanan atau minuman yang
telah dihidangkan. Meninggalkan makanan atau minuman yang sengaja
dibuatkan tanpa mencicipinya adalah pemborosan. Makanan atau minuman
yang disiapkan itu menjadi mubazir. Makanan
bagi masyarakat Bugis merupakan rezeki besar. Orang yang meninggalkan
makanan atau minuman tanpa mencicipi merupakan wujud penolakan terhadap
rezeki. Selain itu, menikmati makanan atau minuman yang dihidangkan tuan
rumah merupakan bentuk penghoramatan seorang tamu terhadap tuan rumah.
Meninggalkan makanan dapat membuat tuan rumah tersing-gung.
Berdasarkan beberapa contoh yang dipaparkan di atas, pemmali dapat dikategorikan ke dalam beberapa bagian, yaitu menurut jenis kelamin, usia, atau bidang kegiatan. Pemmali dalam masyarakat bugis merupakan nilai budaya yang syarat dengan muatan pendidikan. Pemmali umumnya
memiliki makna yang berisi anjuran untuk berbuat baik. Baik itu
perbuatan yang dilakukan terhadap sesama maupun perbuatan untuk kebaikan
diri sendiri. Pemmali sangat kaya nilai luhur dalam pergaulan, etika, kepribadian, dan sopan santun.Melihat tujuannya yang begitu luhur, pemmali merupakan nilai budaya bugis yang mutlak untuk terus dipertahankan.
Demikianlah artikel kali ini yang sempat kita bahas mengenai Menelisik Kata Pemmali Sebagai Suatu Pantangan semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.akhir kata
ars longa vita brevis
seni abadi hidup fana
- Home
- suku bugis Menelisik Kata Pemmali Sebagai Suatu Pantangan
No comments:
Post a Comment