baik kali ini admin akan membagikan artikel mengenai arti kata mandar serta bahasa mandar, dimana kita ketahui bahwa suku mandar merupakan salah satu suku terbesar di daerah sulawesi, berikut artikelnya :
1. Mandar berasal dari konsep Sipamandar yang berarti saling
kuat menguatkan; penyebutan itu dalam pengembangan berubah penyebutannya
menjadi Mandar.
2. Kata Mandar dalam penuturan orang Balanipa berarti sungai
3. Mandar berasal dari Bahasa Arab; Nadara-Yanduru-Nadra
yang dalam perkembangan kemudian terjadi perubahan artikulasi menjadi Mandar
yang berarti tempat yang jarang penduduknya.
Selain itu, dalam buku dari H. Saharuddin, dijumpai
keterangan tentang asal kata Mandar yang berbeda. Menurut penulisnya,
berdasarkan keterangan dari A. Saiful Sinrang, kata Mandar berasal dari kata
mandar yang berarti “Cahaya”; sementara menurut Darwis Hamzah berasal dari kata
mandag yang berarti “Kuat”; selain itu ada pula yang berpendapat bahwa
penyebutan itu diambil berdasarkan nama Sungai Mandar yang bermuara di pusat
bekas Kerajaan Balanipa (Saharuddin, 1985:3). Sungai itu kini lebih dikenal
dengan nama Sungai Balangnipa. Namun demikian tampak penulisnya menyatakan
dengan jelas bahwa hal itu hanya diperkirakan (digunakan kata mungkin). Hal ini
tentu mengarahkan perhatian kita pada adanya penyebutan Teluk Mandar dimana
bermuara Sungai Balangnipa, sehingga diperkirakan kemungkinan dahulunya dikenal
dengan penyebutan Sungai Mandar.
Bahasa
Bahasa Mandar juga berasal dari rumpun bahasa Malayu
Polinesia atau bahasa Nusantara atau yang lebih acap disebut sebagai bahasa
ibunya orang Indonesia. Oleh Esser (1938) disebutkan, seperti yag dikutip
Abdul Muttalib dkk (1992), bahwa mandfarsche dialecten yang awal penggunaannya
berangkat dari daerah Binuang bagian utara Polewali hingga wilayah Mamuju Utara
daerah Karossa.
Hingga kini belum jelas benar sejak kapan penggunaan bahasa
Mandar dalam keseharian orang Mandar. Namun dapat diduga, bahwa penggunaan
bahasa Mandar sendiri bersamaan lahirnya orang atau manusia pertama yang ada di
tanah Mandar. Hal yang lalu dapat dijadikan rujukan adalah adanya bahasa Mandar
yang telah digunakan dalam lontar Mandar sekitar abad ke-15 M. Ibrahim Abas
(1999).
Sehingga kuat dugaan bahwa bahasa yang digunakan sistem
pemerintahan dan kemasyarakatan masa lalu di daerah Mandar telah menggunakan
bahasa Mandar, yang untuk itu dapat dicermati dalam beberapa lontar yang terbit
pada masa-masa pemerintahan kerajaan Mandar.
Area penyebaran bahasa Mandar sendiri, hingga kini masih dengan
mudah bisa di temui penggunaannya di beberapa daerah di Mandar seperti, Polmas,
Mamasa, Majene, Mamuju dan Mamuju Utara. Kendati demikian di beberapa tempat
atau daerah di Mandar juga telah menggunakan bahasa lain, seperti untuk Polmas
di daerah Polewali juga dapat ditemui penggunaan bahasa Bugis, sebagai bahasa
Ibu dari etnis Bugis yang berdiam dan telah menjadi to Mandar (orang
Mandar-pen) di wilayah Mandar. Begitu pula di Mamasa, menggunakan bahasa
Mamasa, sebagai bahasa mereka yang memang di dalamnya banyak ditemui
perbedaannya dengan bahasa Mandar. Sementara di daerah Wonomulyo, juga dapat ditemui
banyak masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa, utamanya etnis Jawa yang
tinggal dan juga telah menjadi to Mandar di daerah tersebut. Kecuali di beberapa
tempat di Mandar, seperti Mamasa. Selain daerah Mandar-atau kini wilayah
Provinsi Sulawesi Barat-tersebut, bahasa Mandar juga dapat ditemukan
penggunaannya di komunitas masyarakat di daerah Ujung Lero Kabupaten Pinrang
dan daerah Tuppa Biring
demikian artikel ini semoga bermanfaat dan menambah wawasan kelimuan budaya teman-teman sekalian...
No comments:
Post a Comment